1. Pengertian
A.
Karakter
a)
Ditjen Mandikdasmen (Kementerian
Pendidikan Nasional)
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi
ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat
b)
Wyne
Mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani
“karasso” yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir,
yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam
atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang
berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia.
Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian)
seseorang.
Karakter adalah
nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan diaplikasikan dalam
nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan maupun tingkah
laku. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang
mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan.
B.
Karakter
Bangsa
Karakter bangsa
adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin
dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari
raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia haruslah berdasarkan
nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
C.
Pedidikan
Karakter Bangsa
Pendidikan adalah
usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sedangkan karakter
merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu. Pendidikan
karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang
menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri
peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.
D.
Pembinaan
Karakter Bangsa
Pembinaan Karakter
Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi,
konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan
nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik,
dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan
karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen
bangsa dan negara.
2. Tujuan
A.
Pendidikan
Karakter Bangsa
Tujuan dari Pendidikan Karakter Bangsa yaitu :
(1) Untuk menanamkan dan
membentuk sifat atau karakter yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan,
pengalaman hidup, serta nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk nilai
intrinsik yang akan menjadi sikap dan perilaku peserta didik.
(2) Nilai-nilai yang
ditanamkan berupa sikap dan tingkah laku tersebut diberikan secara
terus-menerus sehingga membentuk sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan tersebut
akan menjadi karakter khusus bagi individu atau kelompok.
(3) Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam perjalanan
perilaku seseorang. Pendidikan yang menekankan pada karakter lah yang mampu
menjadikan seseorang mempunyai karakter yang baik.
(4) Pendidikan tidak hanya sekedar menghasilkan manusia-manusia
yang cerdas, namun juga manusia-manusia yang berkarakter baik.
(5) Pendidikan karakter sangatlah penting untuk menjawab
permasalahan bangsa saat ini. Karena pendidikan karakter mampu memajukan
peradaban bangsa agar bisa menjadi bangsa yang semakin terdepan dengan SDM yang
berilmu dan berkarakter.
Peran pendidikan bagi
kemajuan sebuah bangsa sangat penting, untuk itu perlu adanya bimbingan dan
binaan khusus bagi setiap individu atau kelompok untuk mendapatkan pendidikan
yang memadai.
B.
Pembinan
Karakter Bangsa
Tujuan yang hendak
dicapai oleh bangsa Indonesia dalam malaksanakan pembinaan karakter bangsa
adalah:
(1) Meningkatkan dan
mengokohkan semangat religiositas bangsa.
(2) Menambah kokohnya Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(3) Menjamin
terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
(4) Memantapkan wawasan,
rasa dan semangat kebangsaan.
(5) Menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan hukum.
(6) Mengembangkan musyawarah
untuk mencapai mufakat.
(7) Mengembangkan nilai
dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.
(8) Meningkatkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan hasil yang
hendak dicapai dalam pembinaan karakter bangsa adalah terciptanya masyarakat
yang bersikap dan bertingkah laku secara santun berdasar Pancasila. Diharapkan
agar perilaku warga negara baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun sosial
budaya mengacu pada konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Secara rinci dapat digambarkan bahwa pembinaan karakter bangsa tersebut untuk
dapat menghasilkan warganegara yang memiliki:
(1) Keimanan dan
ketaqwaan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
masing-masing, dan dapat bersikap secara tepat dan baik dalam menghadapi
pluralitas agama yang terdapat di Indonesia.
(2) Sikap dan tingkah
laku yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak asasi manusia secara proporsional
sesuai dengan konsep dan prinsip yang terkandung dalam Pancasila.
(3) Semangat kebangsaan
yang tinggi, sehingga selalu menjunjung tinggi existensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kepentingan pribadi dan golongan selalu diselaraskan dengan
kepentingan negara-bangsa.
(4) Pengetahuan, sikap,
perilaku dan kemampuan dalam menerapkan demokrasi yang bersendi pada prinsip
dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
(5) Sikap, perilaku dan
kemampuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
(6) Kesadaran untuk
mengembangkan nilai dan kompetensi universal karakter warganegara.
3. Nilai – Nilai Karakter
a) Religius
Sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b)
Jujur
Perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c)
Toleransi
Sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
d)
Disiplin
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e) Kerja Keras
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
f)
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g)
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h)
Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i)
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j)
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
k)
Cinta Tanah Air
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
l)
Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m) Bersahabat / Komunikatif
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
n)
Cinta Damai
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
o)
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p)
Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q)
Peduli Sosial
Sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
r)
Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
4. Strategi Pengembangan Karakter Bangsa
Ada 3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
a)
Aspek pada Tataran Individu
Nilai
kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa
dimulai dengan pendidikan karakter individu.
b)
Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat
adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan akan
committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa
terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR
atau Partai Politik.
c)
Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa
teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang atau
bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung
nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut
telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
·
Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
·
Martabat Kemanusiaan
·
Persatuan
·
Musyawarah
·
Adil
5. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Bangsa
a.
Lingkungan
Global
Globalisasi
dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan internasionalisasi yang dikaitkan
dengan berkurangnya peran dan batas-batas suatu negara yang disebabkan
adanya peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia
di seluruh dunia melalui berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga dapat
memacu pertukaran arus manusia, barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu
dapat menimbulkan dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan
nilai-nilai termasuk ideologi dan agama dalam suatu bangsa yang sulit
dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan dapat mengancam jatidiri bangsa.
Berdasarkan indikasi
tersebut, globalisasi dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan
bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat kalangan
generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar
yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu,
diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia
dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda
tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
b.
Lingkungan
Regional
Pada lingkungan
regional, pengaruh globalisasi juga membawa dampak terhadap terkikisnya budaya
lokal di zona negara-negara Asia Tenggara. Dampak tersebut berwujud adanya
ekspansi budaya dari negara-negara maju yang menguasai teknologi informasi.
Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui program kerja sama
kebudayaan, namun melalui teknologi infomasi yang dikembangkan, pengaruh negara
lain dapat saja masuk.
Perkembangan regional
Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan
bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan strategi yang
tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai
budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap memiliki kepribadian
sebagai bangsa Indonesia.
c.
Lingkungan
Nasional
Perkembangan politik
di dalam negeri dalam era reformasi telah menunjukkan arah terbentuknya
demokrasi yang baik. Selain itu telah direalisasikan adanya kebijakan
desentralisasi kewenangan melalui kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat
ini, pemahaman dan implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya
peran pemimpin nasional masih belum memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat
mengganggu proses demokrasi dan bahkan mengganggu persatuan nasional.
Harus diakui bahwa
banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia sejak lebih dari enam puluh
tahun merdeka. Pembangunan fisik dimulai dari zaman orde lama, orde baru, orde
reformasi hingga pasca reformasi terasa sangat pesat, termasuk pembangunan
infrastruktur pendukung pembangunan yang mencapai tingkat kemajuan cukup
berarti.
Kemajuan di bidang
fisik harus diimbangi dengan pembangunan nonfisik, termasuk membina karakter
dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh dan memiliki pendirian yang
teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman pasca reformasi saat ini
perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter terus mendapat
perhatian tinggi. Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan menekankan
pentingnya jati diri bangsa sebagai salah satu tema pokok pembinaan karakter
dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Lama, Nation
and Character Building merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa.
Pada zaman Orde Baru, pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme
penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman
Reformasi, sejumlah elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan
karakter bangsa yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.
6. Revitalisasi Pembinaan
Karakter Kebangsaan
Untuk meneruskan peran protagonis yang berhasil dimainkan dengan indah oleh
para pemuda pejuang di era kemerdekaan, pemuda masa kini memiliki kewajiban
moral untuki meneruskan tradisi positif ini di era kemerdekaan. Kongkritnya,
pemuda harus bisa menjadi tumpuan bagi terciptanya kemakmuran, kemajuan, serta
kemandirian Indonesia. Menjadi dinamisator pembangunan agar bangsa Indonesia
memiliki daya saing tinggi, sehingga sejajar bahkan unggul dari bangsa-bangsa
lain.
Ironisnya, kenyataan yang ada tidaklah demikian. Para pemuda Indonesia saat
ini seolah tidak berdaya menghadapi gempuran arus globalisasi yang dihiasi
ekspansi tradisi bangsa asing. Meskipun tidak ada bukti empiris yang
menunjukkan bahwa semua budaya asing memberikan dampak negatif bagi generasi
muda, namun jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa
Indonesia akan kehilangan jati dirinya, sehingga akan terjebak dalam
kolonialisme kontemporer,
tergantung dan mudah dikendalikan bangsa lain.
Kekhawatiran ini semakin membayang di depan mata ketika melihat realitas
pemuda masa kini yang pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya
nasinalnya menurun drastis. Mereka seakan lebih bangga mengidentifikasi diri
kepada bangsa lain yang lebih maju ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Supaya realitas memprihatinkan ini segera berakhir, pemuda harus tampil di
barisan terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman
hilangnya identitas nasional. Inilah perjuangan berat yang terhampar di depan
mata dan menuntut komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia. Agar perjuangan
ini berhasil, setidaknya ada peran yang harus dijalankan oleh para pemuda yaitu :
a)
Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan
kreatif—yang dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas,
koruptif, dan konsumtif di kalangan masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk
meresponnya dengan cepat dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang
memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh kearifan lokal seperti yang
dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b)
Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan
pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki tekad
untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c)
Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran.
Pasalnya, pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan
rekayasa yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.
7. Karakter yang Diharapkan
Secara psikologis
karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah
hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan
perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar
guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
Olah raga berkenaan dengan proses
persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru
disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan
kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan
kebaruan. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada
masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.
a) Karakter
yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman
dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotic.
b) Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan
reflektif.
c) Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain
bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
d) Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat,
toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan
umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
SUMBER PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar